PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASISKAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
OLEH
NURLENA
1101632/2011
Dosen Pembimbing:
Aldri Frinaldi S.H., M.Hum
NIP : 197002121998021001
Pengambilan keputusan (desicion making)
adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil
setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum
pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat
keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama,
menyusn alternatif yang akan dipilih dan sampai pada pengambilan keputusan yang
terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan
keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :
· G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan
keputusan adalah sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua
atau lebih alternatif yang mungkin.
· Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak
yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika
tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi
yang telah dibuat.
· Sondang
P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu
pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data,
penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan
B. Konsep Pengambilan Keputusan di Dalam
Sistem Informasi Manajemen
1) Kerangka Dasar Pengambilan Keputusan
Dalam manajemen, pengambilan keputusan
(decision making) memegang peranan penting karena keputusan yang diambil oleh
manajer merupakan hasil pemikiran akhir yang harus dilaksanakan oleh bawahannya
atau organisasi yang yang ia pimpin. Keputusan manajer sangat penting karena
menyagkut semua aspek . Kesalahan dalam mengambil keputusan bisa merugikan
organisasi, mulai dari kerugian citra sampai pada kerugian uang. Pengambilan
keputusan adalh suatu proses pemikiran dalam pemecahan masalah untuk memperoleh
hasil yang akan dilaksanakan.
Ada masalah yang mudah diselaisaikan ada
pula masalah yang sulit, tergantung besarnya masalah dan luasnya dengan
beberapa faktor. Model yang bermanfaat dan terkenal senbagai kerangka dasar
proses pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Herbert A.Simon terdiri atas tiga tahap, yaitu :
a. Pemahaman
Menyelidiki
lingkungan kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh diolah
dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat memenyukan masalahnya.
b. Perancangan
Menemikan,
mengembangkan dan menganalisis arah tindakan yang mungkin dapat digunakan. Hal
ini mengandung proses untuk memahami masalah untuk menghasilkan cara pemecahan
dan menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
c. Pemilihan
Memilih
arah tindakan tertentu dari semua arah tindakan yang ada. Pilihan ditentukan
dan dilaksanakan.
2) Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Dalam usaha memecahkan suatu masalah,
pemecah masalah mungkin membuat banyak keputusan. Keputusan merupakan rangkaian
tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan masalah untuk menghindari atau
mengurangi dampak negatif, atau untuk memanfaatkan kesempatan. Kondisi ini
menjadi tidak mudah dengan semakin rumitnya aktivitas dan keterbatasan sumber
daya yang tersedia. Apalagi informasi yang dibutuhkan tidak berasal langsung
dari sumbernya.
Untuk itu manajemen sebagai pengguna
informasi membutuhkan suatu sistem pendukung (support systems) yang
mampu meningkatkan pengambilan keputusannya, terutama untuk kondisi yang tidak
terstruktur atau pun sistem pendukung untuk tingkatan tesrtentu saja. Ada dua
alasan penting mengapa manajemen membutuhkan sistem pendukung yang mampu untuk
meningkatkan pengambilan keputusannya.
a) Keputusan untuk membangun sistem informasi yang dapat memenuhi
kebutuhan manajemen tingkat atas. Dengan hanya mengandalkan sistem informasi
manajemen tanpabantuan sistem pendukungnya, sulit bagi manajemen terutama
ditingkat atas untuk mengambil keputusan yang strategis. Hal ini disebabkan
karena umumnya pengambilan keputusan yang strategis tersebut lebih bersifat
kebijakan dengan dampak luas dan/atau pada situasi yang tidak terstruktur.
b) Kebutuhan untuk menciptakan pelaporan dan proses pengambilan
keputusan
yang memiliki arti (makna).Manajemen di sini di dorong untuk bagaimana
mengembangkan pelaporan yang lebih baik lagi untuk pengukuran kinerja aktivitas
yang dilaksanakannya dan menginformasikan berbagai tipe pengambilan keputusan
yang baru. Dengan bantuan sistem pendukung yang disiapkan, maka hal ini akan lebih
memungkinkan manajemen untuk mendapatkan pelaporan dan proses pengambilan
keputusan yang lebih baik lagi
Banyak sistem pendukung yang tersedia dan
mampu melengkapi sistem informasi manajemen yang ada. Beberapa sistem pendukung
yang akan dibahas di sini, di antaranya adalah:
Ø Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan/Decision-Support Systems(DSS)
Sistem pendukung pengambilan keputusan
kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan
masalah yang tidak terstruktur. Sistem pendukung ini membantu pengambilan
keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat
analisis yang komplek, serta perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna
ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat
mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur
Contohnya, laporan gaji bulanan pegawai
yang disiapkan dari file gaji.Dukungan yang lebih lagi diberikan oleh sistem yang
menyiapkan laporantotal penyerapan anggaran biaya pegawai dan
tunjangan-tunjangan yang diterimanya yang diolah dari berbagai file sistem
penggajian.DSS juga memungkinkan para manajer untuk melihat dampak-dampak yang
mungkin timbul dari berbagai keputusan yang diambil yang disebut model yang
dapat memperkirakan dampak sebuah keputusan
Ø Sistem
Kelompok Pendukung Pengambilan Keputusan/Group Decision-Support Systems
(GDSS)
GDSS merupakan sistem berbasis komputer
yang interaktif untuk memudahkan pencapaian solusi oleh sekelompok pengambil
keputusan atas permasalahan yang sifatnya tidak terstruktur. GDSS dikembangkan
untuk menjawab tantangan terhadap kualitas dan efektivitas pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh lebih dari satu orang (kelompok orang). Permasalahan
yang perlu digaris bawahi untuk pengambilan keputusan yang dilakukan oleh
sekelompok orang antara lain adalah banyaknya para pengambil keputusan, waktu
yang harus dialokasikan, dan meningkatnya peserta yang ada. GDSS memberikan
dukungan pada pemecahan masalah dengan menyediakan suatu pengaturan yang
mendukung komunikasi bagi anggota yang tergabung dalam kelompok.
Ø Sistem
Pendukung Pengambilan Keputusan Eksekutif/Executive-Support Systems (ESS)
ESS
adalah sistem pendukung komprehensif yang mempunyai ke lokasi, dan faktor
penghambat dapat segera diidentifikasi.Faktor keberhasilan kritikal dapat
dimonitor dengan lima tipe informasi,yaitu narasi masalah kritikal, diagram
penjelas, keuangan tingkat puncak,faktor kunci, dan laporan pertanggungjawaban
terinci. Dengan status akses, top eksekutif dapat memantau data atau laporan
terakhir mengenai indikator kunci melalui jaringan kapan saja. Pemantauan dapat
dilakukan
secara harian atau setiap jam.
Ø Sistem
Pakar/Expert System
Expert systems (ES) mencoba untuk meniru pengetahuan
pakar tersebut. Sistem ini biasanya digunakan jika organisasi harus memberikan
keputusan atas suatu masalah yang kompleks. Secara khusus, ES adalah paket
komputer untuk memecahkan atau mengambil keputusan atas suatu masalah spesifik
atau terbatas, yang kemampuan pemecahannya dapat sama atau melebihi suatu
tingkat kemampuan seorang pakar. Ide dasar di balik ES, yang merupakan
teknologi intelejensia buatan terapan, sebenarnya sederhana, yaitu memindahkan
keahlian seorang atau beberapa orang pakar ke komputer. Pengetahuan pakar ini
kemudian
disimpan
dalam komputer. Pengguna tinggal memanggil komputer untuk meminta saran yang
dibutuhkan dapat melakukan inferensi (inference)
agar
sampai kepada suatu simpulan khusus.
Keempat sistem pendukung tersebut, dapat
mendukung pengambilan keputusan dengan sejumlah cara. Sistem pendukung ini
dapat dengan otomatis melakukan prosedur-prosedur pengambilan keputusan
tertentu.
C. Pengambilan Keputusan Berbasis Sistem
Informasi Manajemen Pada Organisasi Publik dan Swasta
Pada organisasi publik, struktur
organisasinya lebih birokratis dan tersentralistik , hal ini dapat membawa
pengaruh yang besar sehingga aliran informasi dalam rangka pembuatan keputusan
juga tidak dapat berjalan merata namun sering ditutupi dengan pendekatan
pembuatan keputusan yang rasional. Jadi sebenarnya keberadaan Sistem Informasi
Manajemen dalam Organisasi Publik sangat mendukung dalam hal pembuatan
keputusan namun seiring dengan hal itu sering terjadi aliran informasi yang
tidak merata shingga keputusan yang diambil oleh suatu pihak tidak semua
anggota di dalam organisasi public mendukung. Sehingga meskipun keputusan yang
diambil rasional tetap memiliki derajat efektivitas yang rendah. Karena
dukungan internal yang tidak menyeluruh.
Sedangkan pada organisasi swasta, peranan
sistem informasi manajemen sangat besar fungsinya. Karena pada organisasi
swasta keputusan-keputusan yang dibuat mengacu pada hal-hal strategis dan
proses yang tidak berbelit. Proses yang demikian mengkondisikan terbentuknya
kepuasaan kerja yang tinggi yang biasanya ditunjang sistem reward yang
lebih menarik. Pendekatan keputusan yang dilakukan cenderung mengikuti
pendekatan behavioral dari pada rasional.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyudi
Kumorotomo, 2009. Sistem Informasi
Manajemen Dalam Organisasi-organisasi Publik. Yogyakarta. Gadjah Mada
University Press
_______.(2013).pengambilan-keputusan-dalam-manajemen.http://meyka.blogdetik.com/2013/05/11/pengambilan-keputusan-dalam-manajemen/.di
akses tanggal 17 November 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar